Medan (harianSIB.com) Kalangan pendidik meminta
Mendikdasmen (
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah)
Abdul Mu'ti melanjutkan program
Kurikulum Merdeka Belajar dan tidak menggantinya dengan kurikulum baru. Hal itu disampaikan
Kepala SMPN 30 Medan Horas Pohan dan
Kepala SMAN 9 Medan Melinda Banjarnahor dan
Kepala SMKN 5 Medan Hidup Simanjuntak, kepada jurnalis SIB News Network (SNN), di Medan, menyikapi pernyataan Ketua Komisi X soal Merdeka Belajar "Jangan Ganti Menteri, Kurikulum Diganti" , Rabu (30/10/2024). Menurut Horas, program kurikulum merdeka belajar yang telah diberlakukan beberapa tahun ini, diyakini akan memajukan pendidikan Indonesia khususnya di Kota Medan. Disebutkan, lewat kurikulum merdeka belajar akan mengubah kondisi dan situasi dalam proses pembelajaran atau proses belajar mengajar (PBM) antara siswa atau peserta didik maupun guru atau pendidik di kelas.
Melinda Banjarnahor menyebutkan, kurikulum merdeka belajar bersinerji bersama dengan gerakan merdeka belajar meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya di Kota Medan. Melalui pemberlakuan kurikulum merdeka belajar, katanya, siswa atau peserta didik termasuk para guru atau pendidik bisa merasakan merdeka belajar di kelas. Senada dikatakan
Hidup Simanjuntak, program kurikulum merdeka belajar dimaksudkan agar para guru atau pendidik mengajarkan hal-hal yang baru dan memunculkan ide-ide unik terhadap siswa atau peserta didik. Lebih lanjut disebutkan, kurikulum merdeka belajar diprogramkan demi mewujudkan perubahan yang menyeluruh demi peningkatan mutu dan kualitas serta kemajuan pendidikan. "Kurikulum merdeka belajar sebaiknya didukung semua pihak termasuk para penggerak perubahan bersinergi membangun pendidikan demi masa depan siswa atau peserta didik," ujar mereka. Para kepala sekolah mengharapkan semua pemangku kepentingan tetap berkomitmen meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dan terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/pemerintah kota (Pemkab/Pemko) se-Sumut mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar. (*)